TUGAS
MAKALAH
“
KOMUNIKASI DEWASA “
Oleh
Amsar jambia
P00341015003
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKKNIK
KESEHATAN KENDARI
JURUSAN
ANALIS KESEHATAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
komunikasi ini.
Tak lupa
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini yang tidak dapat Kami ucapkan satu persatu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam
makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat Kami harapkan agar menjadikan makalah ini lebih
baik lagi.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul............................................................................................................................... ........... i
Kata
Pengantar ............................................................................................................................ ........... ii
Daftar
Isi ........................................................................................................................................... ........... iii
BAB I : PENDAHULUAN
.. 1.1
Latar Belakang ................................................................................................................. ........... 1
.. 1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................................... ........... 2
.. 1.3
Tujuan ................................................................................................................................... ........... 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
.. 2.1
Pengertian Komunikasi ......................................................................................................... 3
.. 2.2
Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa ................................................................. 4
.. 2.3 Model-model Komunikasi Pada Klien
Dewasa ...................................................... 6
BAB III : PENUTUP
.. 3.1
Kesimpulan ....................................................................................................................... ........... 19
.. 3.2
Saran ...................................................................................................................................... ........... 19
DAFTAR PUSTAKA
Kendari, 11
mei 2016
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai
mahluk social, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia
ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk
berkomunikasi.
Komunikasi
merupakan bagian kekal bagi manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia
ingin hidup, maka ia perlu komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa adanya
komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan
oleh adanya bkebutuhan akan
mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkunngannya. Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan
sangat ditentuka.n oleh beberapa factor yaitu : cakap, pengetahuan, sikap,
system social, kondisi lahiriah.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan
dipelihara secara terus-menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan,
melaksanakan, kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal,
baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hunbungan antar manusia Kemajuan
ilmu pengetahuan dan tehnologi Bidang tenaga kesehatan serta perubahan konsep petugas kesehatan dari perawatan orang sakit secara individual kepada perawatan
paripurna serta peralihan dari pendekatan yang berorientasi medis penyakit
kemodel penyakit yang berfokus pada orang yang bersifat pribadi menyebabkan
komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan.
Petugas kesehatan dituntut untuk menerapkan model komunikasi yang tepat
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan pasien. Pada orang dewasa mereka
mempunyai sikap,pengetahuan dan keterampilan yang lama menetap dalam dirinya
sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. Oleh sebab itu perlu kiranya
suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan
efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba
menerapkan model konsep komunikasi yang tepat pada dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Komunikasi Dewasa ?
2.
Bagaimana suasana komunikasi
pada klien dewasa?
3.
Bagaimana penerapan
model-model komunikasi pada klien dewasa?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana komunikasi dewasa.
2.
Untuk mengetahui bagaimana
suasana komunikasi pada klien dewasa.
3.
Untuk mengetahui bagaimana
penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa.
1.4 Manfaat
1. sehingga
mempermudah mengetahui bagaimana komunikasi dewasa.
1.
Sehingga mempermudah
mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
2.
Sehingga mempermudah
mengetahui bagaimana model-model komunikasi pada klien dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Dewasa
Pada orang dewasa, mereka
mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang lama menetap dalam dirinya
sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. oleh sebab itu perlu kiranya
suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan
efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba
untuk menerapkan model konsep kornunikasi yang tepat pada klien dewasa.
Menurut Ericsson 1985, pada
orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs isolasi, dimana pada tahap ini
orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, masalah dengan
orang lain.
Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah
sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Juga
Pengetahuan yang selarna ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah
digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang
lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan
sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat
diajarkan sesuatu unfuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa
belajar kalau ia sendiri ingin belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan
perilakunya yang sekarang, maka menginginkan suaru perilaku lain di masa
mendatang, lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu.
Dari segi psikologis, orang
dewasa dalarn situasi. Komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yairu :
1. Komunikasi adalah suatu
pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa
tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih
mutakhir.
2. Komunikasi adalah suatu proses
emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama
antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan belajar banyak, karena
pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai
suatu masalah.
2.2 Suasana Komunikasi Pada Klien
Dewasa
Dengan adanya faktor tersebut
yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang dewasa, maka perhatian
dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang diharapkan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa adalah :
1.
Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya.
2.
Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan
mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai. Meremehkan
diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.
3.
Suasana saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan.
4.
Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.
Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal
adalah saling mendukung satu sama lain. seperti pada anak-anak, perilaku non
verbal sanna pentingnya pada orang dewasa. Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
nada suara. memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi
harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di
rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak
mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian
mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan
mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman yang mengancam
dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat terungkap
dalam bentuk kemarahan dan agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang
sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien
dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari immobilitas biopsikososialnya untuk
mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
2.3 Model-model Komunikasi pada Klien Dewasa
1.
Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti
problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan nya. Model ini
melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Dengan kata lain model
shannon & weaver mengasumsikan bahwa
sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk di komunikasikan dari
seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah pesan
menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model
ini adalah adanya gangguan (Noise) yang dapat menganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Model Shannon-Weaver dapat diterapkan kepada konsep komunikasi
interpersonal. Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber informasi jelas dan
berkompeten, pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Tetapi model ini
juga mempunyai keterbatasan yaitu tidak terlihat nya hubungan tansaksional
diantara sumber pesan dan penerima.
Penerapannya terhadap
komunikasi klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan
pada klien dewasa, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang
disampaikan karena tanpa adanya perantara yang dapat mengurangi kejelasan
informasi. Tetapi tidak ada hubungan transaksional antara klien dan perawat,
juga tidak ada feedback untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
2.
Model Komunikasi Leary
Refleksi dari model komunikasi
interaksi dari Leary ( 1950 ) ini menggabungkan multidimensional yang
ditekankan pada hubungan interaksional antara 2 (dua) orang, dimana antara
individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi .
Leary mengamati tingkah laku
klien, dimana didapatkan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar. Dari gambaran model leary ; pesan komunikasi dapat terjadi dalam 2
dimensi: 1) Dominan -Submission, dan 2) Hate – love.
Model Leary dapat diterapkan di
bidang kesehatan karena dalam bidang kesehatan ada keseimbangan kekuatan antara
professional dengan klien. Selama beberapa tahun pasien akut ditempatkan pada
peran submission dan profesi kesehatan selalu mondominasi peran dan klien
ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Seharusnya dalam berkomunikasi ada
keseimbangan asertif dalam menerima dan memberi antara pasien dan profesional.
Penerapan Pada Klien Dewasa :
Bila model konsep ini diterapkan
pada klien dewasa, peran dominan oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam
keadaan darurat/akut untuk menyelamatkan kehidupan klien, sehingga klien harus
patuh terhadap segala yang dilakukan perawat. Kita tidak dapat menerapkan
posisi dominan ini pada klien dewasa yang dalarn keadaan kronik karena klien
dewasa mempunyai komitmen yang kuat terhadap sikap dan pengetahuan yang kuat
dan sukar untuk dirubah dalam waktu yang singkat. Feran Love yang berlebihan
juga tidak boleh diterapkan terhadap klien dewasa, karena dapat mengubah konsep
hubungan profesional yang dilakukan lebih kearah hubungan pribadi.
Model ini menekankan pentingnya
"Relationship" dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara
langsung. Komunikasi therapeutik adalah ketrampilan untuk mengatasi stress yang
menghambat psikologikal dan belajar bagaimana berhubungan efektif dengan orang
lain.
Pada komunikasi ini perlu
diterapkan kondisi empati, congruen (sesuai dengan situasi dan kondisi), dan
penghargaan yang positif (positive regard). Sedangkan hasil yang diharapkan
dari klien melalui model kornunikasi ini adalah adanya saling pengertian dan
koping yang lebih efektif.
Bila diterapkan pada klien dewasa
dikondisikan untuk lebih mengarah pada kondisi dimana individu dewasa berada di
dalam keadaan stress psikologis.
3.
Model lnteraksi King
Model King memberikan penekanan
pada proses komunikasi antara perawat - klien. King menggunakan sistem
perspektif untuk menggambarkan bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk
memberi bantuan kepada klien. Pada dasarnya model ini meyakinkan bahwa
interaksi perawat - klien sZSecara simultan membuat keputusan
tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan berdasarkan persepsi mereka
terhadap situasi.
Keputusan berperan penting yang
merangsang terjadi reaksi. Interaksi merupakan proses dinamis yang meliputi
hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan dan tindakan perawat - klien.
Transaksi adalah hubungan relationship yang timbal balik antaraperawar-klien
seiama berpartisipasi. Feedback dalam model ini menunjukkan pentingnya arti
hubungan perawat-klien.
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa:
Model ini sesuai untuk klien
dewasa karena mempertimbangkan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik klien
dewasa yang pada akhirnya bertujuan untuk menjalin transaksi. Adanya feedback
menguntungkan untuk mengetahui sejauh mana informasi yang disampaikan dapat
diterima jelas oleh klien atau untuk mengetahui ada tidaknya persepsi yang
salah terhadap pesan yang disampaikan.
4.
Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada
transaksi antara professional kesehatan - klien. 3 (tiga) faktor utama dalam
proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dar 3)
Konteks.
Hubungan Relationship
dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang profesional dapat
meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang memiliki
latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman dibidang
kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan. orang lain
(significant order) penting untuk mendukung terjadinya interaksi khususnya
mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan.
Transaksi merupakan kesepakatan
interaksi antar partisipan di dalarn proses komunikasi tersebut.
Konteks yaitu kornunikasi
kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan biasanya
disesuaikan dengan tempat dan situasi
Penerapannya terhadap komunikasi
klien dewasa :
Model komunikasi ini juga dapat
diterapkan pada klien dewasa ,karena profesional kesehatan ( perawat )
memperhatikan karakteristik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya
dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi secara berkesinambungan,
tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga melibatkan orang lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan
tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang
dewasa memerlukan suatu aturan tertentu seperti; sopan santun, bahasa tertentu,
melihat tingkat pendidikan, usia, faktor budaya, nilai yang dianut, faktor psikologi,
sehingga perawat harus memperhatikan hal-hal tersebut agar ttdak terjadi
kesalahpahaman. Pada komunikasi orang dewasa diupayakan agar perawat menerima
pasien sebagaimana manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap
orang berbeda satu dengan yang lain.
Berdasarkan pada hal tersebut
diatas, model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien
dewasa adalah model komunikasi interaksi King dan model komunikasi kesehatan.
Karena pada kedua model komunikasi ini menunjukkan hubungan relationship yang
rnemperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerirna,
serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
Komunikasi merupakan alat yang
efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik
sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep komunitasi yang
tepat untuk setiap karakteristik klien.
Orang dewasa memiliki
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar untuk
dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar
tujuan dapat tercapai.
Model Konsep Komunikasi yang
sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi King dan model komunikasi
kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling memberi dan menerima
serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
D. contoh
komunikasi modil king
PERAWAT : Permisi, Selamat Siang Bu
PASIEN : Selamat Siang Sus
PERAWAT : Bagaimana bu, sebaiknya
ibu harus banyak istirahat dan menjaga kesehatan ibu dan dan jangan terlalu kelelahan.
PASIEN : Baik sus,
akhir-akhir ini saya memang sibuk dengan pekerjaan saya,sehingga kurang istirahat. Baiklah sus saya akan menjaga
kesehatan saya.
PERAWAT :Baiklah bu,jika anda
sudah mengerti kalau begitu saya permisi dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu ibu dapat menghubungi saya di
ruang jaga perawat. Permisi bu.
PASIEN :Iya sus. Terima
kasih sus.
PERAWAT :Sama-sama bu. Permisi
E. Contoh
Komunikasi Model Shanon Dan Weaver
PERAWAT :
Permisi, selamat siang bu.
PASIEN :
Selamat siang sus.
PERAWAT :
Bagaimana keadaannya bu?
PASIEN :
Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak seperti dulu.
PERAWAT :
Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan kepada ibu, cara mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi.
Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola makan ibu,agar teratur serta hindari makanan
yang pedas dan asam karena makanan
tersebut dapat mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan kadar asam
lambung bu.
PASIEN :
Baik sus.
PERAWAT :
Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN :
Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
PERAWAT :
Kalau begitu saya permisi dulu bu.
PASIEN :
Iya sus.
F. Contoh Komunikasi Model Komunikasi Leary
PERAWAT : Selamat Siang!
KELUARGA PASIEN : Selamat Siang Sus!
PERAWAT : Maaf sebelumnya,saya dewi
yang ditugaskan untuk menangani pasien ini
KELUARGA PASIEN : Iya
sus,tolong cepat ditangani sus
PERAWAT : Baiklah, ibu tarik nafasnya
bu, lalu hembuskan
PASIEN : (pasien menarik nafas dan menghembuskan)
PERAWAT : Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang
(sambil memberikan minum)
PASIEN : (Meminum air yang d berikan)
PEARWAT : Ibu
sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya, lukanya akan segera saya
bersihkan!
PASIE : Iya sus
PERAWAT : Tahan
posisinya ya bu,jangan goyang
PASIEN : Iya sus
PERAWAT : (Perawat membersihkan lukanya, 15 menit kemudian
luka selesai dibersihkan) Ibu
lukanya sudah selesai di bersihkan, luka ibu ini dalam dan lebar bu,ini harus
dijahit.
PASIEN : Iya sus,tapi saya tidak berani di
jahit!
PERAWAT : Tapi ini
harus di jahit,karena jika tidak dijahit lukanya ini,akan susah sembuh dan biasa-bisa terkena infeksi
PASIEN : Iya
sus.
PERAWAT : Perawat menyuntikan bius, disekitar kaki yang
luka, dan mulai menjahit, 20 menit
kemudian luka selesai dijahit). Ibu lukanya sudah selesai dijahit, luka ibu ini dijahit yaitu 4 jahitan.
PASIEN : Iya sus.
PERAWAT : Baiklah
ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan keluarga biasa menunggu menunggu diruangan ini dulu, perawat
linda akan segera dating memberikan resep obat yang akan ditebus, dan
pembayarannya keluarga bias langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA PASIEN: Iya
sus,terimakasih.
PERAWAT : sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang
PASIEN&KELUARGA : Iya sus,
selamat siang.
9
G. Contoh Komunikasi Kesehatan
ANALIS KESEHATAN
|
: Selamat siang dok
|
|||
DOKTER
|
: Selamat siang
|
|||
ANALIS KESEHATAN
|
: Dok, dari hasil pemeriksaan laboratorium
pasien yang berada di kamar 1
menderita penyakit kecacingan, karena saya
menemukan ada telur cacing
|
acraris lumricoides pada feses pasien
tersebut.
|
||
Dokter
|
: Baiklah, berikan obat
mibendazol dan pastikan agar pasien tersebut rutin Meminum obat tersebut
selama 7 hari.
|
|||
Analis Kesehatan
|
: Baik dok, permisi
|
H. Contoh Komunikasi Perawat
Kepada Pasien Dewasa Tentang Penyuluhan Kepulangan Pasien
PERAWAT
|
Selamat siang
|
PASIEN
|
Selamat siang
|
PERAWAT
|
Maaf sebelumnya bu,
perkenalkan nama saya Nilu Kumala Dewi, biasa dipanggil Dewi bu. Nama ibu Linda
Ayu Lestari, yang biasa dipanggil ibu Ayu, ibu dirawat dirumah sakit ini
sudah satu minggu dengan keterangan ibu mengidap penyakit Mag Kronis, benar
tidak bu yang saya sampaikan ini?
|
PASIEN
|
Iya benar sus
|
PERAWAT
|
Oh, iya bu, Apa ibu sudah
yakin merasa sehat dan siap untuk pulang?
|
PASIEN
|
Insya Allah, saya sudah
merasa sehat dan siap pulang hari ini
|
PERAWAT
|
Baiklah, kalau ibu sudah
merasa yakin sebelum pulang saya akan menyampaikan informasi tentang hal-hal
yang perlu ibu ketahui dan rencana tindak lanjut perawatan setelah ibu pulang
nanti
|
PASIEN
|
Oh, iya sus. Silahkan!
|
PERAWAT
|
Baiklah bu, ketika ibu pulang nanti, hal-hal yang perlu ibu ketahui yaitu obat-obat yang sudah
ditebus seperti antasida, Agen cysoprotekfif dan pankreating ini diminum dua
kali sehari yaitu 2 jam sebelum makan dan 2 sesudah makan. Masing-masing
diminum 1 tablet. Oh, ya bu obat antisida ini berfungsi menetralisir asam
lambung dan berfungsi melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus dan
obat pankreating ini berfungsi untuk mengatasi gangguan sakit pencernaan
seperti perut kembung, mual dan sering sendawa. Selain itu ibu juga harus
menjaga pola makan ibu dan juga pola tidur ibu. Ibu juga harus menghindari
makan-makanan yang dapat merangsang meningkatnya asam lambung seperti kopi,
minuman yang beralkohol 5-20%. Hindari juga makanan yang dapat merusak
dinding lambung seperti cuka, pedas, merica. Dan ibu harus kembali kerumah
sakit yaitu 2 minggu sekali untuk terus mengkontrol kesehatan ibu!
|
PASIEN
|
Oh, iya sus
|
PERAWAT
|
Baiklah. Apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang saya sampaikan?
|
PASIEN
|
Iya sus, saya sudah mengerti !
|
PERAWAT
|
Maaf bu, jika ibu sudah mengerti. Jika ibu tidak keberatan bias diulang
apa yang saya sudah sampaikan !
|
PASIEN
|
Iya bisa sus (pasien menjelaskan hal-hal yang sudah disampaikan oleh
perawat dengan baik dan benar)
|
PERAWAT
|
Saya rasa ibu sudah benar-benar mengerti dengan apa yang saya sampaikan
dan sudah benar-benar siap untuk kembali kerumah. Dan untuk Bapak tolong
diingatkan kepada ibu untuk melakukan hal-hal yang sudah saya sampaikan, agar
ibu bias benar-benar pulih
|
KELUARGA PASIEN
|
Iya sus, Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya sama-sama bu, pak. Oh, ya bu. Apakah ibu sudah menyelesaikan
administrasi KRS?
|
PASIEN
|
Iya sudah sus !
|
PERAWAT
|
Baiklah, kalau sudah. Silahkan barang-baranf yang akan dibawa dicek
kembali agar tidak ada yanf ketinggalan. Jangan lupa tetap menjaga kesehatan
dan kontrol sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan. Kami selalu siap
membantu apabila ada yang ingin ditanyakan kepada kami !
|
PASIEN
|
Iya sus, Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya sama-sama bu. Saya waktunya sudah cukup dan ibu serta bapak juga
sudah siap untuk pulang. Selamat jalan pak, bu. Mohon maaf apabila pelayanan
kami selama ibu dan keluarga disini kurang baik
|
PASIEN
|
Iya sama-sama sus. Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Selamat siang pak, bu. Saya permisi !
|
PASIEN
|
Iya, Selamat siang.
|
I. Contoh
Komunikasi Perawat Dengan Pasien Yang Mengidap Sakit Jiwa
SP 1 PASIEN : Membina hubungan
saling percaya, membantu pasien mengenal keutungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan
ORIENTASI (PERKENALAN)
PERAWAT : “Selamat
pagi” buu…
PASIEN : (diam)
PERAWAT : (melanjutkan pembicaraan) Nama saya Linda Ayu
Lestari, saya senang dipanggil Linda,
saya perawat yang akan merawat ibu
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Nama ibu, Ibu susikan? Wah nama ibu yang cantik yah bu… sama seperti ibu cantiknya…
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Ibu, ingat dengan saya?? (kembali mengulang memperkenalkan diri sampai pasien memberi respon)
PASIEN : (menoleh kearah perawat/mengangguk perlahan)
PERAWAT : (Ibu… bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keadaan ibu, keluarga atau teman-teman-teman ibu? Ibu mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau ditaman depan? Disana tempatnya nyaman dan banyak bunga-bunga yang dapat membuat ibu merasa tenang. Mau berapa lama bu? Bagaimana kalau 10 menit?
PASIEN : (mengangguk kepala)
PERAWAT : Ayo bu, kita kesana sekarang yah. (sambil merangkul tangan pasien)
KERJA :
PERAWAT : Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini?
PASIEN : Saya merasa sendiri
PERAWAT : Oh… Ibu merasa sendirian? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?
PASIEN : Iya, sus… saya takut mereka marah, saya juga takut kalau mereka tidak mau berteman dengan saya
PERAWAT : Oh… ternyata yang ibu rasakan seperti itu? Menurut ibu, apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?
PASIEN : Kita bisa punya teman cerita
PERAWAT : Wah benar, ada teman untuk cerita. Apa lagi bu?
PASIEN : Kita bisa minta tolong ketik kita membutuhkan bantuan
PERAWAT : Nah, kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa yah bu?
PASIEN : Kita merasa sendiri didunia ini
PERAWAT : Ya, apa lagi bu?
PASIEN : Kita tidak punya teman bercerita, mengeluhkan yang kita rasakan, tidak bisa meminta bantuan dengan orang lain
PERAWAT : Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman yah. Kalau begitu inginkan bu? Belajar bergaul dengan orang lain?
PASIEN : Iya, saya mau…
PERAWAT : Bagus, bagaimana kalau kita sekarang belajar berkenalan dengan orang lain?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Begini bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai, asal kita dan hobi, selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Bagaimana bu? Apakah ibu sudah mengerti?
PASIEN : Iya sus
PERAWAT : Kalau begitu, ayo ibu dicoba yah! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
PASIEN : Baik sus… Nama saya susi mangiri, senang dipanggil susi, Asal saya dari kendari, hubi saya menyanyi. Kalau ibu namanya siapa? Suka dipanggil siapa? Asalnya dari mana? Hobinya apa bu?
PERAWAT : Ya bagus sekali, ternyata ibu mengerti yah! Setelah ibu berkenalan dengan orang lain, ibu bias melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan
TERMINASI:
PERAWAT : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
PASIEN : Saya senang sekali sus, saya tidak sabar untuk langsung berkenalan dengan orang lain
PERAWAT : Bagus sekali semangat ibu. Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain
PASIEN : Baik suster…
PERAWAT : Mau jam berapa mencobanya?
PASIEN : Terserah suster saja
PERAWAT : Baiklah bu, besok pagi jam 10 saya akan dating kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman-teman saya, ada suster cindy, kiky, dewi dan rany. Mereka baik-baik semua kok bu. Bagaimana ibu maukan?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Baiklah ibu… kalau begitu saya permisi dulu, jika ibu ingin bertemu saya. Silahkan dating keruang jaga perawat, saya ada disana bu sampai jam 9 malam, sampai jumpa lagi bu susi
PASIEN : Iya suster… sampai jumpa
* Komunikasi pada pasien jiwa, perawat tidak bisa
melanjutkan tahapannya, jika pasien belum dapat merespon apa yang perawat
sampaikan. Perawat harus mengulangi sampai pasien dapat meresponnya. Jika
pasien sudah dapat merespon, perawat dapat melanjutkan tahapan dalam komunikasi
pada pasien jiwa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan alat yang
efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi
dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk
memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka
mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan
antar manusia.
Suasana komunikasi pada klien
dewasa antara lain : suasana hormat menghormati, suasana saling menghargai,
suasana saling percaya, dan suasana saling terbuka.
Model-model komunikasi pada
klien dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan weaver, model komunikasi
leary, model komunikasi king, dan model komunikasi kesehatan.
3.2 Saran
1.
Diharapkan kepada
mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan
konikasi.
2.
Diharapkan kedapa mahasiswa/mahasiswi
agar dapat mengetahui suasana dalam komunikasi pada klien dewasa.
3.
Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui
model-model komunikasi pada klien dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. (2006). Komunikasi
Keperawatan: aplikasi dalam pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi
dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ellis, R., Gates, R.,dan
Kenworthy, N. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan
Praktik. Penerjemah: Susi Purwoko. Jakarta: EGC.
Dalami, Ernawati. 2009. Komunikasi
Keperawatan. Jakarta-Timur : TIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar