Minggu, 31 Juli 2016

MAKALAH LEMAK BIOKIMIA



MAKALAH
BIOKIMIA
“LEMAK”

Oleh:
AMSAR JAMBIA
P00341015003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016


KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia_Nya  penulis diberikan kesehatan dan kesempatan sehinnga bisa meyelesaikan makalah biokimia ini tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.








                                                                                                       Kendari, 6 April 2016           
                                                                                   Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A.      LATAR BELAKANG.................................................................................. 1-2

B.       RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C.       TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
1.        PENGERTIAN LEMAK.............................................................................. 3
2.        STRUKTUR LEMAK................................................................................... 4-5
3.        SIFAT FISIKA KIMIA LEMAK................................................................. 5-6
4.        FUNGSI LEMAK......................................................................................... 6
5.        SUMBER LEMAK....................................................................................... 6-8
6.        PENCERNAAN, ABSORBSI, DAN TRANSPORTASI LEMAK............ 9-12
7.        METABOLISME LEMAK........................................................................... 12-13
BAB III
PENUTUP............................................................................................................ 14
A.    KESIMPULAN............................................................................................ 14
B. SARAN................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan dan minuman.] Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung, seperti misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Struktur kimia lemak dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida, yakni perpaduan antara satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam lemak inilah yang membedakan jenis dan sifat lemak. Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon dengan ikatan rangkap atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya. Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar. Asam lemak dengan ikatan rangkap dua atau lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu disebut asam lemak esensial. Makin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya, makin tidak jenuh lemak tersebut. Sebagai contohnya, asam lemak omega-3 adalah asam lemak dengan 3 ikatan rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.
Berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak dan timbulnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian penyakit jantung koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di dalam minyak zaitun dan avocado. Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari hewan terdapat di dalam minyak ikan. Konsumsi lemak tidak jenuh tunggal akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada penduduk di daerah Mediterania, sedangkan konsumsi lemak tidak jenuh ganda, khususnya minyak ikan akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada orang Eskimo.
B.     RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      pengertian lemak
2.      sebutkan klasifikasi lemak?
3.      Bagaimana sifat fisik kimia?
4.      apa fungsi lemak?
5.      darimana saja sumber lemak?
6.      bagaimana pencernaan, absorbsi, dan transportasi lemak?
7.      bagaimana metabolisme lemak?

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa agar dapat :
1.     agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian lemak
2.     agar  mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lemak
3.     agar mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik kimia lemak
4.     agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi lemak
5.     agar mahasiswa dapat mengetahui sumber lemak
6.    agar mahasiswa dapat mengetahui cara pencernaan, absorbsi dan transportasi lemak
7.     agar mahasiswa dapat mengetahui metabolisme lemak   

BAB II
PEMBAHASAN

1.    PENGERTIAN LEMAK
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran(mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH  atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas

2.    KLASIFIKASI LEMAK
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan

1 . Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.
R–CO–OH             +     R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O
asam karboksilat        alkohol                    ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.
Berdasarkan struktur kimianya :
a.    Lemak sederhana (lemak & minyak)
b.    Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
c.    Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol 
Berdasarkan Sumbernya:
a.   Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan
b.  Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan
Berdasarkan konsistensinya:
a.    Lemak padat
b.   Lemak cair
Berdasarkan wujudnya:
a.    Lemak terlihat
b.    Lemak tak terlihat
3. SIFAT FISIK KIMIA LEMAK
Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.


a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi.

b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis biasanya mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul relatif tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.

Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-masing memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β' berikut.


Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer
Sifat fisika
Ukuran (μm)
α
β'
β
Rapuh, transparan, pipih
Jarum halus
Besar-besar dan berkelompok
5
1
25 – 50, kadang-kadang 100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa lemak bentuk β' ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya berubah menjadi bentuk β yang besar.

Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai mencair pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.

Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya untuk mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.

c. Titik Lebur Lemak

Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan titik leburnya akan lebih rendah.

Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.

Titik lebur menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.

d. Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam lemak dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.


Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

Sumber
Bilangan iodium
Minyak kelapa
8 – 10
Minyak jagung
115 – 127
Minyak wijen
79 – 90
Minyak kacang kedelai
130 – 138
Lemak daging sapi
35 – 45
Lemak babi
50 – 65
Lemak unggas
80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan derajat ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).

e. Bilangan Penyabunan

Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali tersebut dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.


a. Oksidasi dan Ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim lipoksidase


Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.
 
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak.

Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis akan lebih tahan daripada yang tidak bergula.

Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan.


b. Hidrolisis Lemak

Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.

.4. FUNGSI LEMAK
            Beberapa fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1.        Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.
2.        Melarutkan beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
3.        Sebagai sumber energi.
4.        Sebagai alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
5.        Lemak dapat melindungi organ jantung dan lambung.
6.        Sebagai pelumas dalam saluran cerna untuk membantu mengeluarkan ampas makanan.
7.        Lemak berguna untuk menyusun membran sel.
8.        Sebagai bahan penyusun hormon serta vitamin.
9.        Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat

5.    SUMBER LEMAK

  Beberapa sumber lemak terbaik:
1.        Buah Alpukat
Alpukat adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, karena selain daging buahnya yang gurih, alpukat memiliki mengandung lemak baik (HDL). Kandungan lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber antioksidan.
2.         Kelapa dan Minyak Kelapa Murni
Kelapa merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang vegetarian. Banyak mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K bagus untuk pertumbuhan tulang dan mempercepat kerja kalsium. Sementara vitamin E bagus untuk kesehatan kulit.
Minyak kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu makanan penutup yang sehat. Meski kegunaan minyak kelapa masih terus dipelajari, tapi manfaatnya telah diakui ampuh sebagi anti-bakteri, kaya akan vitamin K dan E dan zat besi. Beberapa riset bahkan mengindikasikan, minyak kelapa dapat membantu manajemen berat badan, karena mengurangi stres pada sistem endokrin.

3.
   Mentega Shea
Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E dan A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.

4. Minyak Salvia
Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di daratan Meksiko dan Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik, salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang dihasilkan dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.
5. Minyak Biji Anggur
Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Minyak Camalina
Termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan memiliki kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai antioksidan.
7. Ikan (Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)
Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan. Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung asam lemak omega-3. Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan laut seperti krill, alga, beberapa tanaman dan minyak kacang. Asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi peradangan dan mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes tipe 2.
EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) adalah tipe asam lemak omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak ikan untuk mengurangi resiko irama jantung abnormal yang mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung, menurut hasil studi di University of Maryland Medical Center.

8. Kacang-kacangan atau polong-polongan
Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang melindungi kesehatan Anda. Orang yang makan kacang secara teratur berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung dan stroke ketimbang mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard School of Public Health.
Kebanyakan jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat kolesterol jahat (LDL) yang rendah dan mampu meningkatkan kolesterol baik.
Kenari misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang melindungi Anda dari ritme jantung abnormal yang mematikan dan pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang yang mengandung omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.
Kacang Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan kacang yang banyak hidup di daratan Australia. Minyak macadamia mengandung lemak baik yang mampu menurunkan kadar lemak jahat dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan omega 3 dan vitamin E yang tinggi.

6.    PENCERNAAN, ABSORBSI, DAN TRANSPORTASI LEMAK

a.      Pencernaan Lemak oleh Tubuh
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
 
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.

Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
3. Usus Halus
 
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Usus Besar dan Anus
            Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.
b.      Absorbsi lipid

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid
Absorpsi
Gliserol
Asam lemak rantai pendek (C4-6)
Asam lemak rantai menengah (C8-10)
Diserap langsung ke dalam darah
Asam lemak rantai panjang
Monogliserida
Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
Membentuk kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
Tabel : Penyerapan Lipid


c.             Transportasi lemak
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL).
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.                                                                                                                   
7.    METABOLISME LEMAK     

           

   Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
            Pencernaan      : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
            Absorbsi          : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran pencernaan dalam bentuk feases.


BAB III
PENUTUP

a.       Kesimpulan
                 Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak adalah senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak mengalami beberapa proses yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan. Namun, sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam tubuh dapat menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.
2. Saran
                 Penulis menyarankan kepada pembaca agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena ketika nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka akan berdampak pada tubuh.. Mulailah melakukan gaya hidup sehat dari sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks
       Biokimia.Jakarta:Hipokrates
Montgomery,rex.,Dryer,Robert  L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur
       A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
       Mada University Press
Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
       Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC