TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMKN-1 PALANGKA RAYA TENTANG
BAHAYA MEROKOK
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Analis kesehatan
Program Studi DIII Analis
kesehatan
OLEH :
AMSAR
JAMBIA
P00341015003
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KENDARI
JURUSAN
ANALIS KESEHATAN
2015
HALAMAN
PERSETUJUAN
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMKN-1 PALANGKA RAYA TENTANG
BAHAYA MEROKOK
KARYA TULIS ILMIAH
TAHUN
2015
Disusun
dan Diajukan Oleh :
Amsar jambia
P00341015003
Telah Mendapat Persetujuan Tim
Pembimbing
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Sitti Rachmi Misbah, SKp, M.kes Dali, SKM., M.Kes
Mengetahui
:
Ketua Jurusan
Analis kesehatan
Ruth
Mongan,B.Sc.,S.Pd.,M.Pd
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
LEMBAR
PERSETUJUAN ........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
................................................................ 4
C. Batasan Masalah
..................................................................... 4
D. Rumusan Masalah
................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian
.................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian
.................................................................. 4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian Pengetahuan
........................................................... 6
B. Pengertian Usia
....................................................................... 6
C. Pengertian Siswa ......................................................................
8
D. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan
.................................. 9
E. Pengertian Rokok
..................................................................... 9
F. Jenis Rokok
..............................................................................
9
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
................................................................... 22
B. Metode Penelitian
................................................................... 22
C. Populasi dan Sampel
................................................................ 22
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian .........................................................
27
B. Hasil Penelitian
........................................................................ 27
C.
Pembahasan
.............................................................................
30
BAB
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
.................................................................................
35
B.
Saran
.......................................................................................
35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rokok dan perokok bukan suatu hal yang
baru di dunia ini, tetapi telah ada sejak lama di Indonesia, rokok sudah
menjadi barang yang tidak asing dan sangat mudah untuk didapatkan. Dalam
kehidupan sehari-hari keberadaan rokok dapat dijumpai di hampir setiap
toko-toko, warung dan supermarket. Begitu juga dengan para pengguna rokok,
dapat membeli rokok dan menggunakannya secara bebas. Perilaku merokok sampai
saat ini dianggap wajar dilakukan oleh kaum pria. Bahkan timbul sebutan “tidak
wajar” atau “tidak keren” ketika pria dewasa tidak merokok. Penelitian
kualitatif menekankan bahwa merokok diterima sebagai bagian perilaku normal
bagi laki-laki, bahkan dianggap sebagai simbol kejantanan (Ng, 2007).
Laporan terakhir dari World Health
Organization (WHO) tahun 2011 mengenai konsumsi tembakau dunia, angka
prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi
di dunia, dengan 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan usia 10 tahun keatas yang
diklasifikasikan sebagai perokok.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
persentase usia mulai merokok di Indonesia yaitu pada usia 5-9 tahun sebesar
1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%,
pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3% dan
pada usia >30 tahun sebesar 3,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia paling banyak mulai merokok pada usia remaja. Sementara itu, data Riskesdas 2007
dan 2010 terlihat bahwa perilaku merokok dari tahun ke tahun memiliki
kecenderungan untuk dimulai pada usia yang semakin muda (Tannos, 2011).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada 2010 mengungkap populasi perokok di Kalimantan Tengah tertinggi dibanding
provinsi lain di Indonesia, mencapai 43,2%. Sementara populasi perokok paling
rendah ada di 2
Sulawesi Tenggara 28,4%. Sekitar 52,3% perokok di Indonesia mengisap
1-10 batang per hari. Sisanya 41% mengisap 11-20 batang per hari, 4,7% mengisap
21-30 batang per hari dan hanya 2,1% yang sanggup menghabiskan lebih dari 31
batang per hari. Perokok yang mengkonsumsi lebih dari 31 batang per hari
biasanya dikategorikan sebagai perokok berat. Dengan asumsi waktu istirahatnya
8 jam per hari maka 31 batang rokok dihabiskan oleh seorang perokok berat dalam
sisa waktu 16 jam atau rata-rata 1 (satu) batang per 30 menit.
Pandangan terhadap perilaku merokok
bermunculan dari berbagai
perspektif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
merokok merupakan perilaku yang sudah dianggap wajar oleh para remaja. Menteri
Kesehatan yang saat itu menjabat mengatakan bahwa melalui iklan-iklan produk
rokok dibuat iklan dengan figur-figur yang terlihat “keren” yang kemudian
membuat orang menganggap merokok sebagai hal yang “keren”. Mereka juga pakai
kata-kata Mild dan Low Tar, seolah rokok-rokok itu dampaknya
lebih ringan dari rokok yang lain, padahal kenyataannya tidak demikian.
Berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan Intelligence
Quotients (IQ). Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker,
paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan
dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap
(Ocha, 2012).
Hal ini menyatakan bahwa masalah merokok
merupakan masalah yang serius, mengingat merokok mempunyai dampak yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada perokok itu sendiri maupun orang
disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Setiap tahunnya angka kematian
terus meningkat, salah satunya dikarenakan jumlah perokok yang terus bertambah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta
tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat
anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah
mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi 3
pekerti, meningkatkan ketakwaaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju ke arah
pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat.
Seko
lah SMKN-1 Palangka Raya merupakan
sekolah menengah kejurusan yang jumlah siswanya kebanyakannya adalah siswa
laki-laki yang bersekolah di SMKN-1 Palangka Raya. Berdasarkan pada saat
peneliti melakukan observasi, banyak ditemukan siswa laki-laki SMKN-1 Palangka
Raya yang masih berada di luar lingkungan sekolah dengan menggunakan pakaian
seragam sekolah sambil merokok di jalan. SMKN-1 Palangka Raya memiliki
peraturan di mana siswa tidak boleh merokok di lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah, hal ini terlihat dari peraturan sekolah yang tegas. Apabila
merokok di lingkungan sekolah maka akan langsung diberi peringatan karena
termasuk pelanggaran yang berat. Sekolah SMKN-1 Palangka Raya untuk memberikan
pengetahuan kepada siswanya dengan mengadakan kegiatan di mana ada penyuluhan
yang dilakukan oleh dinas kesehatan datang ke sekolah memberikan penyuluhan
tentang bahaya merokok untuk menambah wawasan pengetahuan siswa di SMKN-1
Palangka Raya.
Fenomena siswa yang merokok di luar
lingkungan sekolah inilah yang membuat peneliti merasa ingin mengetahui tingkat
pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok di mana siswa
laki-laki di SMKN-1 Palangka Raya terdapat banyaknya laki-laki yang masih
terdapat merokok. Siswa SMKN-1 Palangka Raya juga sudah mendapatkan penyuluhan
dari dinas kesehatan tetapi masih terdapat ada beberapa siswa laki-laki yang
merokok di jalan, terlihat di samping itu rokok juga berdampak buruk bagi siswa
karena dapat mempengaruhi perkembangan dari daya serap otak siswa bahaya rokok
pun sudah tertera pada bungkus depan rokok bisa membunuh. Berdasarkan uraian
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok”. 4
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka masalah yang timbul dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Angka perokok di Indonesia merupakan salah satu di
antara yang tertinggi di dunia yaitu 46,8% laki-laki menurut World Health
Organization (WHO).
2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan
bahwa masyarakat Indonesia paling banyak mulai merokok pada usia remaja yaitu
15-19 tahun sebesar 43,3%.
3.
Banyak ditemukan siswa SMKN-1 Palangka Raya yang masih berada diluar lingkungan
sekolah dengan menggunakan pakaian seragam sekolah sambil merokok di jalan.
C.
Batasan Masalah
Pada
penelitian ini peneliti membatasi masalah pada tingkat siswa laki-laki Kelas X
dan XI SMKN-1 Palangka Raya.
D.
Rumusan Masalah
Masalah
yang dapat dirumuskan yaitu bagaimana tingkat pengetahuan seluruh siswa
laki-laki kelas X dan XI SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat pengetahuan
siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap bahaya merokok.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat
yang penulis harapkan dan penelitian ini adalah:
1.
Bagi Institusi Sekolah
Diharapkan
kepala sekolah agar dapat bekerja sama dengan orang tua serta masyarakat dalam
mengawasi para siswa untuk mematuhi peraturan sekolah terutama dalam hal
merokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pengetahuan
Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan
berasal dari kata tahu yaitu mengerti sesudah melihat, memahami, kenal,
mengenal, mengerti, pernah, pandai dan cakap. Jadi pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui kepandaian.
Notoatmodjo (2010),
menyatakan pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Suriasumantri (2005),
menjelaskan pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi ilmu
merupakan bagian dan pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai
pengetahuan lainnya.
B. Pengertian Usia
Menurut Zaka, (2012)
tahap-tahap perkembangan manusia dari masa balita, remaja, dewasa, dan manula
sebagai berikutr:
1. Masa Balita (0-4
tahun)
Masa balita (bawah lima tahun) merupakan
awal masa pertumbuhan di luar rahim. Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Di
dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Di luar rahim, paru-paru
mulai berfungsi. Pertukaran gas melalui paru-paru. Di dalam rahim, suhu tubuh
konstan (tetap). Di luar rahim, bayi mendapat pengaruh dari suhu lingkungan
yang berubah-ubah. Kekebalan tubuh belum berkembang. Karena itu, balita mudah
terkena serangan penyakit. Imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh balita. 7
2.
Masa Kanak-kanak (5-11 tahun)
Masa kanak-kanak adalah lanjutan dari
masa balita. Pada masa ini telah diproduksi hormon seks namun masih rendah.
Anak-anak mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang cepat, oleh karena itu
memerlukan gizi yang cukup dan lingkungan yang baik.
3.
Masa Remaja (12-17 tahun)
Terdapat perbedaan menyolok antara remaja
pria dan remaja wanita. Hal ini disebabkan oleh perbedaan hormon. Hormon adalah
senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu. Hormon beredar di dalam
darah guna mempengaruhi fisiologi dan perkembangan tubuh. Teradapat berbagai
hormon di dalam tubuh, misalnya hormon pertumbuhan dan hormon seks. Pada masa
kanak-kanak, produksi hormon seks rendah. Ketika mencapai remaja di dasar otak
dilepaskan hormon yang mempengaruhi pembentukan hormon berikutnya.
Usia
masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa
remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja
akhir. Pembagian masa remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12-15 tahun, masa
remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Papalia,
2001).
Berbeda
dengan pendapat Hurlock dan Ods, (1999) yang membagi masa remaja menjadi dua
bagian, yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, sedangkan masa remaja akhir 17-18
tahun. Penulis menetapkan dalam penelitian ini subjek yang dipakai adalah
remaja awal yang masih berusia 13 sampai 16 tahun. Menurut Papalia dan Olds
tahun 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
4.
Masa Dewasa (19-40 tahun)
Masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun.
Masa dewasa secara biologis ditandai dengan kesiapan bereproduksi dan secara
psikologis memiliki kesiapan dan kematangan mental. Pertumbuhan fisik secara 8
memanjang (bertambah tinggi) masih
berlangsung hingga 22 tahun. Biasanya tinggi dan berat badan konstan dan mulai
bertambah berat setelah mencapai usia 32 tahun. Kematangan mental pria dicapai
setelah usia 25 tahun, sedangkan pada wanita kemantangan mental lebih cepat.
5.
Masa Manula (>40 tahun)
Manula (manusia usia lanjut) dimulai pada
usia 40 tahun. Pertumbuhan sel-sel tidak secepat pengausan sel-sel sehingga terjadi
kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Organ tubuh yang sering mengalami
kemunduran adalah mata, telinga, dan pertumbuhan otot. Pada wanita, biasanya
estrogen menurun sejak usia 40 tahun. Akibatnya ovulasi menurun dan siklus
menstruasi terganggu. Kemampuan bereproduksi menurun dan jika terjadi
kehamilan, biasanya beresiko tinggi. Kemampuan seksual mungkin tetap.
Menurunnya
produksi estrogen dapat berpengaruh pada bagian tubuh lain. Kekenyalan wajah
menurun, terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Kekurangan estrogen dapat
diatasi dengan mengkonsumsi makanan dari kedelai, misalnya tahu dan tempe. Pada
pria, kemampuan menghasilkan sperma terus berlanjut tanpa batas. Walaupun
demikian kualitas sperma yang dihasilkan menurun. Bayi yang dihasilkan dari pria
manula sering menghasilkan kelainan fisik dan mental.
C.
Pengertian Siswa
Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa
adalah murid. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen
pendidikan, siswa dapat ditinjau dan berbagai pendekatan, antara lain:
pendekatan sosial, pendekatan psikologis dan pendekatan edukatif/paedagogis
(Pusat Bahasa, 2008). 9
D.
Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan
Menurut Departemen Kesehatan RI, (2010)
Tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Pengertian mengenai sekolah menengah
kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan, pendidikan sekolah menengah
kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
E.
Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (Aula, 2010).
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, rokok adalah gulungan tembakau yang dibakar dan diisap
asapnya. Rokok sudah ada sejak jaman dulu. Manusia di dunia yang pertama
kalinya merokok adalah suku Indian di Amerika, yang digunakan sebagai keperluan
ritual seperti memuja dewa atau roh (Pusat Bahasa, 2008).
F.
Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis
pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok (Aula, 2010).
a.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1) Klobot
|
:
|
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa daun jagung
|
2) Kawung
|
:
|
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa daun aren
|
3) Sigaret
|
:
|
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa kertas
|
4) Cerutu
|
:
|
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa daun tembakau
|
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian
Penelitian dilakukan di
SMKN-1 Palangka Raya Jalan Tambun Bungai, pengambilan data dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret sampai 10 Juni 2014.
B. Metode Penelitian
Metode atau pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Metode penelitian
Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran pengetahuan seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI di SMKN-1 Palangka
Raya tentang bahaya merokok.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan
keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI di
SMKN-1 Palangka Raya yang berjumlah 635 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan objek
yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi disebut sebagai sampel
penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
random sampling dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan
sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian
Pada bagian ini akan
diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan penyajian analisa data yang diperoleh
dari hasil pengumpulan data. Angket disebarkan kepada 242 siswa laki-laki kelas
X dan XI untuk semua jurusan di SMKN-1 Palangka Raya yang sekaligus menjadi
sampel dalam penelitian ini.
Dari 10 item pernyataan
pada angket tentang Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang
Bahaya Merokok, selanjutnya dibuat tabel persentase (%) dari setiap item yang
kemudian akan dianalisa untuk penarikan suatu simpulan.
B. Hasil Penelitian
Tabel 5.
Karakteristik Responden Menurut Umur Umur
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
15-16 Tahun
|
158
|
65,28%
|
17-18 Tahun
|
84
|
34,71%
|
Jumlah (N)
|
242
|
100%
|
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
responden pada umur 15-16 tahun yaitu sebanyak 158 responden dengan persentase
65,28% dan responden pada umur 17-18 tahun yaitu sebanyak 84 responden dengan
persentase 34,71%.
Hasil pengumpulan data angket terhadap
Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok yang
berisi 10 item pernyataan dapat dipaparkan dengan tabel sebagai berikut: 28
Tabel
6. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya
Merokok No.
|
Pernyataan
|
Hasil
|
|||
Mengetahui
|
Tidak Mengetahui
|
||||
1
|
Rokok bukan suatu zat
adiktif yang dapat menimbulkan rasa ketagihan.
|
55,78%
|
44,21%
|
||
2
|
Rokok tidak terdiri
dari 3 komponen utama yaitu Tar (bahan kimia beracun yang dapat
menyebabkan kanker), Nikotin (bahan kimia yang membuat ketagihan dan
ketergantungan) dan Karbon Monoksida (gas yang dapat mengurangi
kemampuan darah membawa oksigen).
|
35,95%
|
64,04%
|
||
3
|
Faktor-faktor yang
tidak mempengaruhi perilaku merokok terhadap remaja antara lain faktor
individu, faktor lingkungan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Demografi).
|
58,67%
|
41,32%
|
||
4
|
Perokok pasif adalah
seseorang yang merokok menyatakan tentang perokok pasif.
|
57,02%
|
42,97%
|
||
5
|
Penyakit yang timbul
dari akibat merokok salah satunya kanker paru-paru.
|
5,37%
|
94,62%
|
||
30
Dari
data diatas diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka
Raya tentang bahaya merokok didapatkan hasil rata-rata persentase 60,49%
termasuk dalam kategori yaitu cukup.
C.
Pembahasan
Indonesia
merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia dalam konsumsi tembakau.
Angka prevalensi merokok di Indonesia mencapai 49,9%. Hasil penelitian Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukan bahwa persentase usia remaja
mulai merokok di Indonesia yang terbesar adalah pada usia 15-19 tahun yaitu
sebesar 43,3%.
Kategori
umur yang diteliti pada penelitian ini yaitu siswa SMKN-1 Palangka Raya pada
usia 15-16 tahun pada kelas X sedangkan untuk usia 17-18 terdapat di kelas XI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui berapa besar tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap
bahaya merokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Deskriptif
yaitu melihat gambaran tentang tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka
Raya kelas X dan XI tentang bahaya merokok, pada penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 242 yang ditentukan berdasarkan tabel Kerjcie dan Morgan
dari 635 populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket
yang terdiri 10 item pernyataan, pernyataan ini memuat 4 indikator yang berbeda
yang kemudian akan digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMKN-1
Palangka Raya terhadap bahaya merokok. Indikator yang digunakan yaitu bahan
kimia yang terkandung dalam rokok, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok,
dampak merokok terhadap kesehatan dan dampak perilaku merokok.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu berupa angket yang telah melalui tahap uji validitas isi, uji
validitas dan uji reliabilitas dengan dengan Software SPSS Versi 16.00 For
Windows. Hasil pengujian validitas untuk 10 item pernyataan dinyatakan
valid karena masing-masing variabel yang diuji memiliki koefisien korelasi (r
hitung) lebih besar dari r 31
tabel (0,361) sehingga 10 item
pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penyebaran angket penelitian.
Sedangkan Uji reliabilitas diketahu nilai Alpha Cronbach untuk tingkat
pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok yaitu sebesar
0,500 dari total seluruh pernyataan yang artinya angket cukup reliabel.
Angket dalam penelitian bersifat favorable
dan unfavorable. Favorable merupakan pernyataan yang bersifat
positif dengan penilaian yaitu apabila dijawab benar mendapatkan skor 1 dan
salah mendapatkan skor 0, sedangkan unfavorable merupakan pernyataan yang
bersifat negatif dengan penilaian apabila dijawab benar mendapatkan skor 0 dan
salah mendapatkan skor 1.
Indikator pertama teridiri dari 2
pernyataan mengenai bahan kimia yang terkandung dalam rokok. Berdasarkan data
yang diperoleh untuk pernyataan item 1 yang bersifat unfavorable, 107
responden menjawab benar dengan persentase sebesar 44,21% dan 135 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 55,78%. Data tersebut menunjukkan
55,78% responden mengetahui bahwa rokok merupakan suatu zat adiktif yang dapat
menimbulkan rasa ketagihan. Hal ini disebabkan karena sebelumnya responden
telah menerima penyuluhan dari dinas kesehatan.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item 2 yang bersifat unfavorable,
155 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 64,04% dan 87 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 35,95%. Data tersebut menunjukkan
hanya 35,95% responden yang mengetahui bahwa rokok terdiri dari 3 komponen
utama yaitu Tar (bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker), Nikotin
(bahan kimia yang membuat ketagihan dan ketergantungan) dan Karbon
Monoksida (gas yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen). Hal
ini disebabkan karena sebagian besar responden belum mengetahui tentang bahan
kimia yang terkandung dalam rokok.
Indikator
kedua hanya terdiri dari 1 pernyataan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok. Berdasarkan data yang diperoleh 32
untuk pernyataan item 3 yang bersifat unfavorable, 100 responden
menjawab benar dengan persentase sebesar 41,32% dan 142 responden menjawab
salah dengan persentase sebesar 58,67%. Data tersebut menunjukkan 58,67%
responden mengetahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
terhadap remaja antara lain faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor umur
dan jenis kelamin (Demografi).
Indikator
ketiga terdiri dari 6 pernyataan mengenai dampak rokok terhadap kesehatan.
Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 4 yang bersifat unfavorable,
104 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 42,97% dan 138 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 57,02%. Dari data tersebut diketahui
57,02% responden mengetahui bahwa perokok pasif adalah seseorang yang tidak
merokok tetapi ikut menghirup asap rokok dari seseorang merokok yang ada
didekatnya.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 5 yang bersifat favorable,
13 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 5,37% dan 229 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 94,62%. Data tersebut menunjukkan
hanya 5,37% responden mengetahui bahwa penyakit yang timbul dari akibat merokok
salah satunya kanker paru-paru.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 6 yang bersifat unfavorable,
84 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 34,71% dan 158 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 65,28%. Data tersebut menunjukkan
diketahui 65,28% responden mengetahui bahwa perokok pasif memiliki kemungkinan
sama dengan perokok aktif untuk terkena kanker paru-paru.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 7 yang bersifat unfavorable,
26 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 10,74% dan 216 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 89,25%. Data tersebut menunjukkan
diketahui 89,25% responden mengetahui bahwa asap rokok dapat mempengaruhi gigi
dan bau mulut.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 8 yang bersifat unfavorable,
34 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 33
14,04% dan 208 responden menjawab salah dengan persentase sebesar
85,95%. Data tersebut menunjukkan diketahui 85,95% responden mengetahui bahwa
perilaku merokok menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri
maupun bagi orang disekeliling perokok. Paparan dari bahan-bahan yang
terkandung dalam rokok bisa menimbulkan penyakit baik bagi perokok maupun orang
yang berada disekelilingnya yang ikut menghirup asap rokok tersebut.
Berdasarkan
data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 9 yang bersifat unfavorable,
69 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 28,51% dan 173 responden
menjawab salah dengan persentase sebesar 71,48%. Data tersebut menunjukkan
diketahui 71,48% responden mengetahui bahwa asap rokok dapat menimbulkan
perokok jadi cepat tua. Seorang ahli penyakit kulit dan kelamin mengungkapkan
bahwa asap rokok tenyata bisa membuat perokok jadi cepat tua, karena asap rokok
secara langsung bisa merusak sel.
Indikator
keempat hanya terdiri dari 1 pernyataan mengenai dampak perilaku merokok
terhadap usia hidup penggunanya. Berdasarkan data yang diperoleh untuk
pernyataan item nomor 10 yang bersifat unfavorable, 48 responden
menjawab benar dengan persentase sebesar 19,83% dan 194 responden menjawab
salah dengan persentase sebesar 80,16%. Data tersebut menunjukkan diketahui
80,16% responden mengetahui bahwa merokok dapat mengurangi usia hidup
penggunanya. Penelitian membuktikan dampak rokok terhadap kesehatan sering
disebut sebagai “Silent Killer” karena timbul secara perlahan dan dalam
waktu yang relatif lama, tidak langsung dan tidak nampak secara nyata bahwa
kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu faktor resiko penyebab kematian.
Dari empat indikator yang digunakan maka
dapat diperoleh gambaran mengenai tingkat pengetahuan SMKN-1 Palangka Raya
tentang bahaya merokok yaitu sebesar 60,94% dengan kata lain bahwa tingkat
pengetahuan
SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya
merokok termasuk dalam kategori cukup.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan yaitu tingkat pengetahuan
siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok termasuk dalam kategori cukup
dengan hasil rata-rata persentase sebesar 60,94%.
B. Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan yaitu:
1. Bagi Pihak Sekolah
Agar dapat memberikan
contoh yang baik kepada para siswa serta meningkat penyuluhan dan pengetahuan
kepada para siswa tentang bahaya merokok.
2. Bagi Para Siswa
Agar dapat meningkatkan
pengetahuannya dengan cara banyak bertanya terutama pada petugas kesehatan
tentang bahaya merokok dan dapat sebagai bahan introspeksi diri tentang bahaya
merokok pada kesehatan.
3. Bagi Petugas
Kesehatan
Agar meningkatkan
penyuluhan dan pengetahuan kepada para siswa tentang bahaya merokok.
.
DAFTAR PUSTAKA
Aula, E.L. 2010. Stop Merokok. Garailmu.
Jogjakarata.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010.http://www.diskes.jabarprov.go.id/download.php?title=RISKESDAS%202010&sourc
e=data/download/201121152334.pdf. Diakses pada tanggal 19 April 2014 (18.10).
Bachri. 1991. Buletin RSKO. Dalam
Mu’tadin, Z. 2002. “Remaja Dan Rokok”. http://herbalstoprokok.wordpress.com/2009/02/04/remaja-dan-rokok.
Diambil pada tanggal 28 Mei 2014 (09.10).
Baequni dan Nasir, NM. 2004. Islam dan
Kesehatan. UIN Press. Jakarta.
Departemen Kesehatan
RI. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan. Jakarta.
DAFTAR LAMPIRAN
1.
SuratKesediaanMenjadiResponden
2. Surat
Keterangan Persetujuan Responden
3.
Kuisionerpenelitian