MAKALAH
BIOKIMIA
“LEMAK”
Oleh:
AMSAR JAMBIA
P00341015003
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016
KATA
PENGANTAR
Pertama tama
penulis memanjatkan Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia_Nya penulis diberikan
kesehatan dan kesempatan sehinnga
bisa
meyelesaikan makalah biokimia ini tepat pada
waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini penulis
menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kendari, 6 April
2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.
LATAR
BELAKANG.................................................................................. 1-2
B.
RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C.
TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
1.
PENGERTIAN
LEMAK.............................................................................. 3
2.
STRUKTUR LEMAK................................................................................... 4-5
3.
SIFAT FISIKA KIMIA LEMAK................................................................. 5-6
4.
FUNGSI LEMAK......................................................................................... 6
5.
SUMBER LEMAK....................................................................................... 6-8
6.
PENCERNAAN,
ABSORBSI, DAN TRANSPORTASI LEMAK............ 9-12
7.
METABOLISME
LEMAK........................................................................... 12-13
BAB III
PENUTUP............................................................................................................ 14
A. KESIMPULAN............................................................................................ 14
B. SARAN................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Lemak makanan adalah kandungan
lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan
dan minuman.]
Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga
kelangsungan hidup
manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi
sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia.
Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian
yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung
koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak
di dalam darah.
Makanan
berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak jenuh,
tidak jenuh tunggal,
tidak jenuh ganda,
dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh,
lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel,
timbunan lemak sebagai cadangan tenaga,
hormon steroid, dan lemak esensial
yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara
garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat
yang berasal dari hewan
dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Akan tetapi, minyak
tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi
dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Di dalam makanan, lemak dapat tampak
secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak
secara langsung, seperti misalnya pada babi,
sapi,
kambing,
ayam,
dan minyak goreng, sedangkan tidak
tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Struktur
kimia lemak dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida,
yakni perpaduan antara satu molekul
gliserol
dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam lemak inilah yang
membedakan jenis dan sifat lemak. Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon
dengan ikatan rangkap
atau tidak rangkap dengan gugus karbon
pada ujungnya. Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di
dalam suhu kamar. Asam lemak dengan ikatan rangkap dua atau lebih tidak dapat
dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu disebut asam lemak esensial. Makin
banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya, makin tidak jenuh lemak tersebut.
Sebagai contohnya, asam lemak omega-3
adalah asam lemak dengan 3 ikatan rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.
Berbagai
penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak dan timbulnya
penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian penyakit
jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian penyakit
jantung koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal (asam
oleat) dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di
dalam minyak zaitun dan avocado.
Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga matahari
dan minyak kedelai,
sementara yang dari hewan terdapat di dalam minyak ikan.
Konsumsi lemak tidak jenuh tunggal akan menurunkan gejala penyakit jantung
koroner seperti pada penduduk di daerah Mediterania,
sedangkan konsumsi lemak tidak jenuh ganda, khususnya minyak ikan akan
menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada orang Eskimo.
B. RUMUSAN
MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. pengertian lemak
2.
sebutkan klasifikasi lemak?
3.
Bagaimana sifat fisik kimia?
4.
apa fungsi lemak?
5.
darimana saja sumber lemak?
6. bagaimana pencernaan,
absorbsi, dan transportasi lemak?
7. bagaimana metabolisme lemak?
C. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini
adalah mahasiswa agar dapat :
1. agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian
lemak
2. agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lemak
3. agar mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik kimia lemak
4. agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi lemak
5. agar mahasiswa dapat mengetahui
sumber lemak
6. agar mahasiswa dapat mengetahui cara
pencernaan, absorbsi dan transportasi lemak
7. agar mahasiswa dapat
mengetahui metabolisme lemak
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN LEMAK
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon
( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam
zat-zat pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar,
sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat
pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar
disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang
terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut
gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut
minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat,
lemak tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak
juga merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung 9
kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut lemak
sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak
berbeda disebut lemak campuran(mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut
dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan
benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam
air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N,
S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang
dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid,
asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau
kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi,
sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas
2. KLASIFIKASI
LEMAK
Klasifikasi
Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
1 . Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul
lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu,
penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya.
Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua
ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh:
asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang
mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi
pembentukan ester dari alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi
pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi disebut reaksi
hidrolisis ester.
R–CO–OH
+ R′ – OH ——-Ã R–C–OR′ +
H2O
asam karboksilat alkohol
ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam
lemak.
Berdasarkan struktur kimianya :
a. Lemak sederhana (lemak & minyak)
b. Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
c. Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan
sterol
Berdasarkan Sumbernya:
a. Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan
b. Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan
Berdasarkan konsistensinya:
a. Lemak padat
b. Lemak cair
Berdasarkan wujudnya:
a. Lemak terlihat
b. Lemak tak terlihat
3. SIFAT
FISIK KIMIA LEMAK
Lemak memiliki sifat-sifat antara lain
seperti berikut.
a. Lemak merupakan bahan padat pada
suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan asam lemak jenuh yang secara
kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang
tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat
plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat diempukkan (cream),
yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis biasanya
mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk
ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu
lemak didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak
antarmolekul tersebut mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara
molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung
pada molekul yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul
relatif tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal
asam lemak dalam molekul lemak akan tersusun berjajar dan saling bertumpuk
serta berikatan membentuk kristal.
Kristal lemak mempunyai bentuk
polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-masing memiliki sifat
berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β'
berikut.
Tabel 1.
Sifat Fisika Kristal Lemak
Bentuk polimer
|
Sifat fisika
|
Ukuran (μm)
|
α
β'
β
|
Rapuh,
transparan, pipih
Jarum
halus
Besar-besar
dan berkelompok
|
5
1
25 – 50,
kadang-kadang 100
|
Bentuk
polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya
itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk
kristal α yang segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada
beberapa lemak bentuk β' ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini
berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya berubah menjadi bentuk β yang
besar.
Kristal-kristal
ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak mempunyai
beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai
titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan
lemak mulai mencair pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila
perlahan-lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.
Perlakuan
dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang halus atau
kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya
untuk mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.
c. Titik
Lebur Lemak
Pada bahan
makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur
lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga
mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan
ikatan antara radikal asam lemak dalam kristal mempengaruhi pembentukan
kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan
antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal.
Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih
sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk mencairkan
kristal-kristalnya makin sedikit dan titik leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur
suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu gaya
tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh
panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam
lemak tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.
Titik lebur
menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan
antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.
d. Bilangan
Iodium
Bilangan
iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh
dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam lemak
dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah
gram iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.
Tabel 2. Bilangan iodium dari
beberapa lemak dan minyak
Sumber
|
Bilangan iodium
|
Minyak
kelapa
|
8 – 10
|
Minyak
jagung
|
115 – 127
|
Minyak
wijen
|
79 – 90
|
Minyak
kacang kedelai
|
130 – 138
|
Lemak
daging sapi
|
35 – 45
|
Lemak babi
|
50 – 65
|
Lemak
unggas
|
80
|
Berdasarkan
Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan derajat
ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan
iodium 8).
e. Bilangan
Penyabunan
Bila lemak
dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah menjadi
gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali tersebut
dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan
dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.
a. Oksidasi
dan Ketengikan
Kerusakan
lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh
dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya,
panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe,
Co, dan Mn; logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil,
dan enzim-enzim lipoksidase
Perhatikan reaksi oksidasi pada asam
lemak berikut.
Molekul-molekul
lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan
menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh
pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat
tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih
pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim.
Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak,
aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik
pada lemak.
Perubahan-perubahan
selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer ultraviolet dengan
absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.
Proses
ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang
gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel.
Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah
menjadi bahan makanan, pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang
tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis
akan lebih tahan daripada yang tidak bergula.
Adanya
antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan
terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja
ditambahkan.
b.
Hidrolisis Lemak
Lemak dapat
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan,
hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada
semua jaringan yang mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam
lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14) seperti
pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat
menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan
smoke point-nya menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak,
asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan
deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.
.4. FUNGSI
LEMAK
Beberapa
fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1.
Melindungi
tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.
2.
Melarutkan
beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
3.
Sebagai
sumber energi.
4.
Sebagai alat
pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
5.
Lemak dapat
melindungi organ jantung dan lambung.
6.
Sebagai
pelumas dalam saluran cerna untuk membantu mengeluarkan ampas makanan.
7.
Lemak berguna
untuk menyusun membran sel.
8.
Sebagai
bahan penyusun hormon serta vitamin.
9.
Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat
5. SUMBER LEMAK
Beberapa sumber lemak terbaik:
1.
Buah Alpukat
Alpukat
adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak. Tetapi Anda tidak perlu
khawatir, karena selain daging buahnya yang gurih, alpukat memiliki mengandung
lemak baik (HDL). Kandungan lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu
meningkatkan kualitas kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber
antioksidan.
2.
Kelapa dan
Minyak Kelapa Murni
Kelapa
merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang vegetarian. Banyak mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K
bagus untuk pertumbuhan tulang dan mempercepat kerja kalsium. Sementara vitamin E bagus untuk
kesehatan kulit.
Minyak
kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu makanan penutup yang sehat.
Meski kegunaan minyak kelapa masih terus dipelajari, tapi manfaatnya telah
diakui ampuh sebagi anti-bakteri, kaya akan vitamin K dan E dan zat besi.
Beberapa riset bahkan mengindikasikan, minyak kelapa dapat membantu manajemen
berat badan, karena mengurangi stres pada sistem endokrin.
3. Mentega Shea
Shea
(Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa
diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan
vitamin E dan A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.
4. Minyak Salvia
4. Minyak Salvia
Terdengar
asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di daratan Meksiko dan Amerika
Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik,
salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang
dihasilkan dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan
omega 3.
5. Minyak Biji Anggur
Minyak
hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kadar
kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Minyak Camalina
Termasuk
jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan memiliki
kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai
antioksidan.
7. Ikan
(Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)
Beberapa
jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan. Salmon, sarden,
herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung asam lemak omega-3.
Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan
fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Asam
lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan laut seperti krill, alga,
beberapa tanaman dan minyak kacang. Asam lemak omega-3 dapat membantu
mengurangi kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL),
mengurangi peradangan dan mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan
diabetes tipe 2.
EPA
(asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) adalah tipe asam lemak
omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak ikan untuk mengurangi resiko irama jantung
abnormal yang mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung, menurut
hasil studi di University of Maryland Medical Center.
8. Kacang-kacangan atau polong-polongan
Kacang-kacangan
merupakan sumber nutrisi yang melindungi kesehatan Anda. Orang yang makan
kacang secara teratur berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan
jantung dan stroke ketimbang mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard
School of Public Health.
Kebanyakan
jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat kolesterol jahat (LDL) yang rendah
dan mampu meningkatkan kolesterol baik.
Kenari
misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang melindungi Anda dari ritme jantung
abnormal yang mematikan dan pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang yang
mengandung omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.
Kacang
Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan kacang yang banyak hidup di
daratan Australia. Minyak macadamia mengandung lemak baik yang mampu menurunkan
kadar lemak jahat dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan omega 3 dan
vitamin E yang tinggi.
6.
PENCERNAAN, ABSORBSI, DAN
TRANSPORTASI LEMAK
a.
Pencernaan Lemak oleh Tubuh
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui
serangkaian tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan
fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan
kelenjar air ludah yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim
lipase lingual yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus
secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati
esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami
proses apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
3. Usus Halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di
usus halus. Menyadari bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam
air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa bercampur dengan air, maka untuk dapat
mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak
masuk ke usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan
membuat kantung empedu menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat
yang mampu mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih
kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak
kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi
dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang
siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap
oleh membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir
lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Usus Besar dan Anus
Orang dewasa umumnya dapat
mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari keseluruhan makanan yang
dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan mengalir menuju usus
besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.
b. Absorbsi lipid
Hasil
pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk
bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai
panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi
asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi
trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol,
fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron
(jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan –
jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.
Hasil
Pencernaan Lipid
|
Absorpsi
|
Gliserol
Asam lemak
rantai pendek (C4-6)
Asam lemak
rantai menengah (C8-10)
|
Diserap
langsung ke dalam darah
|
Asam lemak
rantai panjang
Monogliserida
|
Diubah
menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus
|
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
|
Membentuk
kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
|
Tabel : Penyerapan Lipid
c.
Transportasi lemak
Di
dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas
bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel
epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol
membentuk kilomikron.
Pada dasarnya
kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini
menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi
lemak makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi
trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus
halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah.
Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut
lipid yang dinamakan lipoprotein.
Tubuh membentuk
empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density lipoprotein(LDL), very
low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL).
Lipoprotein yang
mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron.
Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk
kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam
vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.
7.
METABOLISME LEMAK
Lemak
yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam
jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan
dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling
mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme dalam hati
maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaanya.
Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori dalam darah, dan hal
ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk
digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
Pencernaan : Lipase lambung menghasilkan sedikit
hidrolisis lemak sehingga lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi
gliserin dan asam lemak.
Absorbsi : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal
disalurka ke duktus dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh
jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk
disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta
lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil
pembakaran lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk
air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk
urine serta saluran pencernaan dalam bentuk feases.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di dalam
makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak adalah senyawa yang sangat berperan
dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak mengalami beberapa proses yaitu
pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas lemak tidak hanya
terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan. Namun,
sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam tubuh dapat
menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam
tubuh harus diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya
hidup sehat.
2. Saran
Penulis menyarankan kepada
pembaca agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena
ketika nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka akan
berdampak pada tubuh.. Mulailah melakukan gaya hidup sehat dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Koolman,Jan.,dan
Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna
dan Teks
Biokimia.Jakarta:Hipokrates
Montgomery,rex.,Dryer,Robert L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur
A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
Mada University Press
Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC